Apa Dampak Paling Parah Game Terhadap Siswa?

Imron As Ari
17 Min Read
17 Min Read
boy, the internet, online game
Photo by Vika_Glitter on Pixabay

CokroNesia – Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas game di kalangan siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Akses yang semakin mudah terhadap internet serta ketersediaan perangkat seperti komputer, smartphone, dan konsol game telah mempermudah aktivitas bermain game.

Permainan telah menjadi salah satu bentuk hiburan utama bagi para siswa, menggantikan aktivitas tradisional seperti membaca buku dan bermain di luar rumah.

Peningkatan popularitas game di kalangan siswa tidak terlepas dari beberapa faktor penunjang. Pertama, perkembangan teknologi memudahkan siswa untuk mengunduh dan memainkan berbagai jenis game kapan pun mereka mau.

Kedua, aspek sosial dari game, seperti kemampuan bermain secara online dengan teman sebaya atau dengan pemain dari seluruh dunia, memberikan dampak sosial yang besar dan rasa kebersamaan yang sebelumnya sulit dicapai.

Namun, meskipun game dapat memberikan hiburan dan beberapa manfaat edukatif, dampak negatif permainan tidak bisa diabaikan.

Yakni, siswa yang menghabiskan waktu berjam-jam bermain game berisiko mengalami berbagai masalah, mulai dari penurunan nilai akademis, kurangnya kegiatan fisik, hingga masalah sosial dan emosional.

Gejala ketagihan bermain game juga semakin banyak ditemukan pada siswa, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan membentuk kebiasaan yang tidak sehat.

Penelitian menunjukkan bahwa ketergantungan pada game dapat berdampak negatif pada kemampuan interpersonal siswa. Mereka dapat menjadi lebih tertutup dan kurang berinteraksi dengan teman-teman atau keluarga di luar dunia maya.

Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi prestasi akademis mereka tetapi juga kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan.

Maka penting untuk memahami secara mendalam bagaimana game dapat mempengaruhi siswa dan pentingnya mengantisipasi dampak negatif yang mungkin terjadi.

Melalui pemahaman ini, diharapkan para pendidik, orang tua, dan siswa sendiri dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan bahwa waktu bermain game diatur dengan baik dan seimbang dengan kewajiban pendidikan serta aktivitas lainnya.

Gangguan Konsentrasi dan Prestasi Akademik

Permainan digital telah menjadi hiburan utama bagi banyak siswa, tetapi dampaknya terhadap konsentrasi dan prestasi akademik tidak dapat diabaikan. Terlalu banyak bermain game sering kali menyebabkan gangguan dalam fokus siswa pada pelajaran mereka.

Banyak riset menunjukkan bahwa siswa yang menghabiskan banyak waktu untuk bermain game cenderung mengalami penurunan konsentrasi saat belajar.

Sebuah studi dari American Psychological Association menemukan bahwa paparan berlebihan terhadap permainan video dapat memengaruhi kemampuan konsentrasi dan mengurangi kapasitas siswa untuk menyerap informasi penting.

Studi lain dari Nova Southeastern University menyoroti korelasi negatif antara waktu bermain game dan prestasi akademik siswa.

Penelitian ini menemukan bahwa siswa yang sering bermain game biasanya mencatat nilai yang lebih rendah dalam ujian dan tugas sekolah. Siswa ini didapati menghabiskan lebih sedikit waktu untuk belajar dan membaca, karena waktu mereka tersedot ke dalam dunia permainan digital.

Selain itu, bermain game larut malam mengganggu pola tidur siswa, yang pada gilirannya berdampak langsung pada performa mereka di kelas.

Kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan, kesulitan dalam berkonsentrasi, dan produktivitas akademik yang menurun.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Sleep Research menunjukkan bahwa siswa yang bermain game lebih dari dua jam per hari memiliki kualitas tidur yang lebih buruk dibandingkan mereka yang bermain dalam batas waktu yang wajar.

Akibatnya, hal ini menyebabkan penurunan kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Gangguan konsentrasi tidak hanya muncul dari segi waktu, tetapi juga dari segi psikologis. Siswa yang terlalu asyik bermain game cenderung memikirkan permainan itu meski mereka sedang berada di kelas atau mengerjakan tugas.

Pikiran yang terganggu tersebut menyebabkan daya serap informasi menjadi rendah dan akhirnya memengaruhi prestasi akademis secara keseluruhan.

Ketergantungan dan Kecanduan

Ketergantungan dan kecanduan game merupakan fenomena yang semakin sering terjadi di kalangan siswa, membawa dampak negatif yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan mereka.

Kecanduan game ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengendalikan waktu yang dihabiskan bermain, hingga mengesampingkan tanggung jawab dan aktivitas penting lainnya.

Gejala-gejala kecanduan ini mencakup perasaan cemas atau gelisah saat tidak bermain, pengurangan minat pada kegiatan lain, dan kegagalan untuk memenuhi komitmen sekolah atau pribadi.

Dalam jangka panjang, konsekuensi dari ketergantungan pada game dapat sangat merusak. Penelitian menunjukkan bahwa kecanduan game dapat mengganggu kesehatan mental, menyebabkan stres, depresi, dan kecemasan.

Gangguan tidur juga sering dialami oleh siswa yang terlalu sering bermain game, yang akhirnya berdampak pada kemampuan kognitif dan performa akademik mereka.

Tidak hanya kesehatan mental, kecanduan game juga mengancam kesehatan fisik siswa. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, masalah postur tubuh, dan sindrom mata kering.

Aktivitas fisik yang minim karena terlalu asyik dengan game juga berisiko menyebabkan penurunan kebugaran fisik secara keseluruhan.

Selain itu, ketergantungan pada game dapat mengganggu hubungan sosial siswa. Ketika siswa lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya, hubungan dengan teman, keluarga, dan masyarakat sekitar bisa terganggu.

Siswa yang kecanduan game cenderung mengalami isolasi sosial, yang pada gilirannya dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial mereka.

Penting bagi orang tua dan pendidik untuk mengenali tanda-tanda kecanduan game serta mengambil langkah-langkah preventif dan intervensi yang tepat.

Dengan memberikan perhatian yang lebih pada aktivitas offline, mengatur waktu bermain, dan menyediakan dukungan psikologis yang diperlukan, kita dapat membantu siswa mengelola penggunaan game dengan lebih bijak dan seimbang.

Share This Article