CokroNesia – Budaya ngopi di Jawa memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Minuman kopi, dengan aroma khasnya, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan orang Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Mari kita gali lebih dalam tentang kekayaan budaya ngopi ini.
Ngopi Dulu Bahasa Jawa
Tradisi “Ngopi Dulu Bahasa Jawa” adalah salah satu keunikan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa sebelum memulai aktivitas sehari-hari. Secara harfiah, “ngopi” berarti minum kopi, dan “dulu” berarti sebelum. Jadi, minum kopi sebelum memulai aktivitas adalah bagian dari cara khas orang Jawa menikmati dan menghayati hidupnya.
Warung Kopi itu Ruang Publik
Warung kopi awalnya identik dengan maskulinitas dan milik para lelaki dewasa. Di sana, mereka bisa ngopi dalam waktu relatif lama, berbicara keras, dan membicarakan banyak hal. Warung kopi menjadi ruang publik terbuka yang permisif, tanpa tekanan untuk menjaga citra atau berlaku jaim.
Kisah Heroik Kopi
Pada awal pergerakan nasional, kopi digunakan sebagai simbol identitas budaya. Wartawan Bintang Timoer di Leiden pada tahun 1927 memanfaatkan kopi untuk mengwartakan pesan perjuangan.
Jenis-Jenis Kopi di Jawa
1. Java Ciwidey
Biji kopi ini diproduksi di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. Rasanya memiliki sentuhan buah-buahan yang manis, aroma cokelat, serta perpaduan nangka dan pisang.
2. Central Java Arabica
Jawa Tengah menghasilkan dua varian kopi: arabika dan robusta. Arabika dari wilayah Temanggung memiliki rasa akhir yang asam dan tajam.
3. Malabar
Kawasan pegunungan Malabar di Pangalengan, Jawa Barat, menghasilkan kopi terbaik dengan rasa seperti buah aprikot dan madu, serta aroma bunga segar.
Kekayaan Budaya Kopi di Pulau Jawa
Semua biji kopi ini menggambarkan kekayaan budaya kopi di Pulau Jawa. Dari tradisi “Ngopi Dulu Bahasa Jawa” hingga warung kopi yang menjadi ruang publik, kopi telah menyatu dalam kehidupan kita.
Budaya Ngopi di Selain Jawa
Di Indonesia, minum kopi memiliki beragam tradisi yang unik, dan tidak hanya terbatas pada Pulau Jawa. Berikut beberapa di antaranya:
Pesta Penti di Bajawa, Flores
Di Bajawa, Nusa Tenggara Timur, ada tradisi pesta penti sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas hasil panen. Pada bulan Agustus dan September, mereka berkumpul, menampilkan tarian adat, dan tentunya menikmati kopi
Kopi Sanger di Aceh
Di Aceh, terdapat kopi sanger yang berbentuk kopi susu. Kepanjangan “sanger” adalah “sama-sama mengerti.” Kopi sanger disaring dan ditarik berulang-ulang, dengan susu sekitar seperdelapan dari ukuran gelas.
Kopi Walik di Aceh
Tradisi ini menyajikan kopi dengan cara dibalik. Penikmat kopi membuka gelas secara perlahan setelah kopi disajikan dengan gelas dan piring kecil
Kopi Joss di Yogyakarta
Di Yogyakarta, ada kopi joss yang unik. Kopi ini dicampur dengan arang panas, sehingga mengeluarkan suara “joss” saat dicampur. Tradisi ini berasal dari tahun 1960-an dan masih populer hingga kini
Semua tradisi ini menggambarkan kekayaan budaya kopi di Indonesia. Mari terus menghargai warisan ini dengan segala keunikan dan kesalahan manusiawi yang mengiringinya!
Mari terus menghargai warisan budaya ini dengan segala keunikan dan kesalahan manusiawi yang mengiringinya. Ngopi, lebih dari sekadar minuman, adalah cara kita menikmati hidup.