CokroNesia – Buyut Bukér, seorang wali mashur di Madura, terutama di Sampang, memiliki kisah kewalian yang jarang diketahui oleh masyarakat. Buyut Bukèr atau wali mashur di Sampang ini, legendanya terus dipertahankan hingga sekarang.
Adapun makam Buyut Buker, lokasinya berada di Dusun/Desa Buker, Kecanatan Jrengik Kabupaten Sampang. Baiklah, bagi yang ingin berkunjung ke tempat, ini pastikan mengetahui seluk beluk jalannya, atau bisa menggunakan google map.
Menurut intaian CokroNesia, dari jalan raya Bancelok Jrengik ke pesarenan (Makam Buyut Buker) sekitar tujuh kilometer. Jika ditempuh dengan bermotor, perjalanan memakan waktu sekitar 40 menit. Sebelum sampai ke makam, harus melalui beberapa perbukitan dengan jalanan yang lumayan rusak.
Untuk mengetahui kisah kewalian Buyut Buker, kita bisa langsung menemui keturunan juru kunci sepuh. Moh. Yasin, keturunan juru kunci sepuh, merupakan satu-satunya kiyai yang menjaga dan merawat Makam Buyut Buker.
Meskipun dia merasa belum sepenuhnya memahami kisah Buyut Buker, dia tetap berperan dalam menjaga warisan spiritual ini.
Salah satu kisah kewalian Buyut Buker terkait dengan Raja Madegghãn. Pada masa itu, Madura menghadapi kekeringan yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Raja Madegghãn mengumpulkan para kiyai yang bermukim di wilayahnya untuk berdoa di pendopo dengan harapan agar hujan turun. Namun, Buyut Buker yang belum datang menjadi sorotan karena keterlambatannya.
Meski Buyut Bukér tiba setelah doa selesai, hujan tetap tidak turun. Namun, saat Buyut Bukér berdoa dengan tulus, keadaan alam tiba-tiba berubah.
Kemudian nendung datang, dan hujan lebat turun bersamaan dengan sorakan gembira dari rakyat yang hadir. Kejadian ini membuat semua kiyai, termasuk sang Raja, terkejut.
Setelah insiden tersebut, sang Raja meminta Buyut Bukér untuk menjadi salah satu punggawa di kadipaten Madegghãn. Meskipun awalnya menolak, Buyut Bukér akhirnya menerima permintaan tersebut.
Namun, di Kadipaten Madegghãn, Buyut Bukér mengalami perlakuan buruk dan siksaan. Meskipun demikian, dengan izin Gusti Allah, Buyut Bukér tetap selamat dan membuat sang Raja bingung.
Menurut legenda yang diceritakan oleh Moh. Yasin, Buyut Bukér mengalami pengalaman yang luar biasa. Setelah di kurung dalam kurungan besi, dia dilemparkan ke laut Selatan Madegghãn. Namun, nasib baik berpihak padanya ketika ikan Mondung (Hiu Tultul) datang menyelamatkannya.
Dalam rasa terima kasih, Buyut Bukér berjanji kepada ikan yang menolongnya. Ia bersumpah bahwa hingga tujuh generasi ke depan, keturunannya tidak akan memakan ikat yang menyelamatkannya.
Jika ada yang melanggar sumpah ini, konsekuensinya adalah terkena penyakit korengan. Kisah ini menjadi bagian dari warisan budaya dan kepercayaan masyarakat setempat.
Baiklah, kisah tersebut menggambarkan kewalian Buyut Buker dan pengabdian serta ketulusannya dalam beribadah. Seperti wali lainnya, Buyut Buker mengajarkan nilai kesederhanaan dan tawaddu’ kepada Hyang Maha Agung (Allah).