Jawa VS Madura: Melintasi Lautan Budaya Pernikahan

Fauzi
By Fauzi
4 Min Read
4 Min Read
wedding, couple, sunflower field
Photo by Pexels on Pixabay

CokroNesia – Pernikahan adalah momen sakral yang mengikat dua jiwa dalam ikatan suci. Di Indonesia, pernikahan adat memiliki kekayaan budaya yang beragam, termasuk tradisi pernikahan Jawa dan Madura.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan antara kedua tradisi ini, menggali makna filosofis di balik ritual, dan merenung tentang bagaimana budaya membentuk pandangan kita tentang cinta dan komitmen.

Warna dan Simbolisme

Pernikahan adat Jawa dipenuhi oleh berbagai prosesi serta atribut dan riasan pengantin yang sarat makna filosofis. Begitupun adat Madura yakni salah satu karakter khasnya adalah tegas, yang kemudian menjadi warna pakaian dalam setiap ritual pernikahan.

Pakaian pengantin biasanya berbahan beludru dengan sulaman emas, menciptakan kesan mewah dan elegan. Selain itu, hiasan melati di kepala pengantin Madura berbentuk lilin, sebagai simbol bahwa istri harus menjadi seperti lilin yang menerangi jalan suami.

Kekeluargaan dan Semarak

Pernikahan adat Madura sangat identik dengan kebersamaan keluarga besar. Setiap prosesi melibatkan banyak anggota keluarga, menunjukkan betapa eratnya hubungan kekeluargaan di masyarakat Madura.

Iringan musik yang khas dan kostum berpalet cerah membuat prosesi pernikahan adat Madura sangat menarik untuk diikuti. Harpi Melati, Himpunan Tata Rias Pengantin Indonesia, juga turut memperkuat semarak pernikahan adat ini.

Ritual Perkenalan Keluarga

Sebelum mengikat janji pernikahan, kedua calon pengantin harus melalui beberapa ritual. Pertama, ada tahap perkenalan keluarga. Idealnya, ini dilakukan dalam dua tahap:

Memberi kabar atau ngangene

Tahap ini termasuk tahap penjajakan, yakni untuk mengetahui seberapa besar peluang calon mempelai bisa diterima oleh pihak keluarga wanita. Dalam hal ini ketaatan calon pria dalam beragama, akan menjadi tolak ukur diterimanya calon tersebut

Ara Pagar

Kemudian, orang tua calon mempelai wanita, akan meyakini bahwa mempelai pria merupakan sisik yang gaah beragama dan bertanggung jawab, sehingga perkenalan antara kedua orang akan dilangsungkan secepatnya.

Prosesi Akad

Prosesi akad nikah memiliki perbedaan antara tradisi pernikahan Jawa dan Madura, yakni sebagai berikut:

Tempat Pelaksanaan:

    1. Jawa: Akad nikah Jawa biasanya dilakukan di rumah pengantin wanita atau di masjid. Pengantin duduk berhadapan dengan penghulu yang memimpin prosesi.
    2. Madura: Di Madura, akad nikah sering dilangsungkan di rumah pengantin pria. Pengantin duduk berhadapan dengan penghulu atau tokoh agama.

    Tata Cara:

      1. Jawa: Prosesi akad nikah Jawa melibatkan membaca ijab dan qabul (ucapan sah) serta doa-doa. Pengantin juga memberikan mas kawin (mahar) kepada pengantin wanita.
      2. Madura: Selain ijab dan qabul, di Madura juga terdapat tradisi “ngalap berkah,” yaitu pengantin wanita mengambil air dari sumur atau sumber air di rumah pengantin pria sebagai simbol keberkahan.

      Pakaian Pengantin:

        1. Jawa: Pengantin Jawa mengenakan busana adat dengan warna-warna khas seperti merah, kuning, atau hijau. Pengantin wanita biasanya memakai kebaya dan jarik (kain panjang).
        2. Madura: Pengantin Madura juga mengenakan busana adat dengan warna-warna cerah. Pengantin wanita memakai baju kurung dengan hiasan emas.

        Hiasan dan Aksesoris:

          1. Jawa: Pengantin Jawa sering mengenakan sanggul atau mahkota bunga melati. Bunga melati melambangkan kesucian dan keharuman.
          2. Madura: Pengantin Madura mengenakan hiasan kepala berbentuk lilin sebagai simbol cahaya dan penerangan.

          Tradisi Setelah Akad Nikah:

            1. Jawa: Setelah akad nikah, pengantin Jawa biasanya mengadakan resepsi pernikahan dengan makanan dan hiburan.
            2. Madura: Di Madura, ada tradisi “ngarak” atau mengarak pengantin keliling desa dengan iringan musik dan tarian.

            Kesimpulan

            Pernikahan adat Jawa dan Madura mengajarkan kita tentang keberagaman budaya, cinta, dan komitmen. Meskipun berbeda dalam ritual, keduanya memiliki nilai-nilai yang menghargai keluarga, kepercayaan, dan kesatuan.

            Melalui pernikahan, kita merayakan persatuan dua jiwa yang berlayar melintasi lautan budaya, menghormati perbedaan, dan menemukan keindahan dalam keragaman.

            Share This Article