Lomba 17 Agustusan? Begini Permainan Tradisional

Fauzi
By Fauzi
6 Min Read
6 Min Read
children, kids, childhood
Photo by trilemedia on Pixabay

CokroNesia – Di tengah gemerlapnya pesta kemerdekaan, hiruk pikuk lomba 17 Agustusan seperti balap karung, panjat pinang, dan tarik tambang seolah menjadi ritual wajib. Namun, di balik euforia semarak, terbersit pertanyaan: Apakah kita telah melupakan warisan budaya yang sesungguhnya? Apakah kita telah kehilangan jejak permainan tradisional yang pernah menghiasi masa kecil kita?

Permainan lokal, seperti engklek, kelereng, bentengan, dan congklak, bukan sekadar hiburan semata. Mereka adalah cerminan kearifan lokal, simbol kreativitas, dan wadah untuk menumbuhkan nilai-nilai luhur. Asik tidak, jika diestarikan pada lomba 17 Agustusan?

Sayangnya, di era digital yang serba instan ini, permainan tradisional semakin terpinggirkan, tergantikan oleh gadget dan permainan virtual. Anak-anak zaman sekarang lebih akrab dengan dunia digital, maka pada lomba 17 Agustusan perlu diadakan lomba permainan tradisional.

Mengapa Permainan Tradisional Penting?

Perayaan 17 Agustus, sebagai momentum untuk mengenang perjuangan para pahlawan, seharusnya menjadi kesempatan untuk menghidupkan kembali tradisi yang hampir punah.

Membuat permainan lokal sebagai lomba 17 Agustus bukan sekadar nostalgia, melainkan sebuah upaya untuk membangun kembali jembatan generasi.

Bayangkan, anak-anak zaman sekarang yang terbiasa dengan dunia digital, diajak untuk merasakan sensasi bermain engklek, melompat dengan penuh semangat, dan menghitung setiap langkah dengan cermat.

Atau, mereka diajak untuk beradu strategi dalam permainan congklak, merangkai butiran biji dengan penuh konsentrasi, dan merasakan kepuasan ketika berhasil mengalahkan lawan.

Nah, momen ini bukan hanya tentang menang atau kalah, tetapi tentang merasakan kembali kegembiraan bermain, membangun koneksi dengan budaya, dan belajar nilai-nilai luhur yang tertanam dalam setiap permainan.

Nilai-nilai Luhur dalam Permainan Tradisional

Permainan lokal mengandung nilai-nilai luhur yang perlu diwariskan kepada generasi penerus. Contohnya, permainan engklek mengajarkan anak-anak tentang ketepatan, kecepatan, dan konsentrasi.

Kemudian permainan kelereng mengasah kemampuan motorik halus dan strategi. Permainan bentengan menumbuhkan semangat kerja sama dan keberanian.

Melalui permainan tradisional, anak-anak belajar tentang kejujuran, sportivitas, dan kerjasama. Mereka belajar untuk menghargai proses, menghormati lawan, dan merayakan kemenangan dengan rendah hati.

Nah, Nilai-nilai inilah yang menjadi pondasi karakter yang kuat, yang akan berguna bagi mereka dalam menjalani kehidupan.

Jembatan Generasi dan Warisan Budaya

Permainan tradisional dapat menjadi jembatan penghubung antara generasi tua dan muda. Anak-anak dapat belajar tentang budaya dan tradisi dari orang tua mereka, sementara orang tua dapat mengenang masa kecil mereka dan berbagi pengalaman dengan anak-anak mereka.

Momen ini menjadi kesempatan untuk mendekatkan jarak generasi, membangun komunikasi yang lebih erat, dan menciptakan ikatan yang kuat melalui warisan budaya.

Artinya, dengan memasukkan permainan lokal ke dalam lomba 17 Agustus, kita dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air pada generasi muda. Tentunya mereka akan merasakan kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya bangsa melalui permainan yang mereka mainkan.

Permainan ini akan menjadi pengingat akan akar budaya mereka, dan akan mendorong mereka untuk melestarikan warisan budaya bangsa.

Keterampilan untuk Masa Depan

Permainan tradisional mendorong anak-anak untuk berpikir kreatif, memecahkan masalah, dan mengembangkan keterampilan motorik. Mereka belajar untuk beradaptasi dengan situasi, berpikir strategis, dan bekerja sama dengan orang lain.

Keterampilan ini sangat penting untuk kesuksesan mereka di masa depan, baik dalam pendidikan maupun dalam kehidupan profesional.

Dalam dunia yang terus berubah dan semakin kompleks, anak-anak perlu memiliki keterampilan yang lebih luas daripada sekadar mengoperasikan teknologi.

Permainan tradisional memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengasah kemampuan yang tidak hanya terbatas pada layar gadget. Berikut adalah beberapa keterampilan yang dapat diperoleh melalui permainan tradisional:

1. Kreativitas dan Inovasi: Bermain engklek atau congklak memerlukan pemikiran kreatif. Anak-anak harus mencari cara baru untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan.

Ini membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir out-of-the-box yang akan berguna dalam menghadapi perubahan dan menemukan solusi baru di masa depan.

2. Keterampilan Sosial: Permainan tradisional sering dimainkan secara berkelompok. Ini memungkinkan anak-anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya, berkomunikasi, dan bekerja sama. Keterampilan sosial ini penting dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.

3. Konsentrasi dan Fokus: Bermain kelereng atau bentengan memerlukan konsentrasi tinggi. Anak-anak harus memperhatikan setiap gerakan dan memikirkan langkah selanjutnya. Keterampilan ini akan membantu mereka dalam belajar, pekerjaan, dan aktivitas lainnya.

4. Kemandirian dan Ketangguhan: Permainan tradisional mengajarkan anak-anak untuk bertahan dalam situasi yang sulit. Ketika mereka kalah dalam engklek atau kelereng, mereka belajar untuk bangkit kembali dan mencoba lagi. Ini mengajarkan ketangguhan dan kemandirian.

5. Pengenalan Budaya dan Sejarah: Melalui permainan tradisional, anak-anak dapat memahami lebih banyak tentang budaya dan sejarah lokal. Ini membuka wawasan mereka tentang asal-usul dan nilai-nilai yang dianut oleh nenek moyang mereka.

Mengajarkan Permainan Tradisional

Bagaimana kita dapat menghidupkan kembali permainan tradisional? Begini caranya:

1. Pendidikan: Sekolah dan lembaga pendidikan dapat memasukkan permainan tradisional dalam kurikulum. Ini akan memperkenalkan anak-anak pada permainan yang mungkin belum mereka kenal sebelumnya.

2. Kegiatan Komunitas: Komunitas dapat mengadakan acara yang mempromosikan permainan tradisional. Lomba-lomba, festival, atau pertemuan keluarga bisa menjadi kesempatan untuk mengajarkan anak-anak tentang permainan lokal.

3. Peran Orang Tua: Orang tua dapat mengajak anak-anak bermain permainan tradisional di rumah. Ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memperkuat ikatan keluarga dan mengajarkan nilai-nilai budaya.

4. Media dan Teknologi: Kita dapat memanfaatkan media dan teknologi untuk memperkenalkan permainan tradisional. Video tutorial, aplikasi, atau platform daring dapat membantu anak-anak memahami aturan dan cara bermain.

Permainan tradisional bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga tentang pembelajaran dan pengembangan keterampilan. Tentu sangat asik sekali jika permainan tersebut dilestarikan pada lomba 17 Agustusan.(*)

Share This Article