Dukungan Pemerintah dan Regulasi
Peran pemerintah dalam mendukung adopsi teknologi kendaraan ramah lingkungan tidak dapat diabaikan. Untuk mobil listrik, berbagai kebijakan dan regulasi yang diterapkan bertujuan mempercepat transisi dari kendaraan berbasis bahan bakar fosil ke kendaraan elektrik.
Beberapa negara telah memberikan insentif fiskal, seperti pemotongan pajak kendaraan dan subsidi langsung untuk pembelian mobil listrik.
Selain itu, banyak pemerintah yang menyediakan potongan harga pada instalasi stasiun pengisian daya listrik di rumah tangga maupun fasilitas publik.
Pengurangan bea masuk dan pajak penjualan serta pembebasan dari kewajiban uji emisi adalah contoh insentif lain yang membuat mobil listrik lebih terjangkau dan menarik bagi konsumen.
Selain itu, beberapa negara juga menyediakan insentif non-fiskal seperti akses jalur cepat dan parkir gratis di pusat kota bagi pengguna mobil listrik.
Regulator di berbagai belahan dunia juga telah mengadopsi peraturan ketat pada emisi CO2, yang memaksa pabrikan kendaraan untuk memproduksi mobil dengan tingkat emisi yang lebih rendah, mempercepat inovasi dalam teknologi kendaraan listrik.
Di sisi lain, kendaraan hidrogen belum mendapatkan dukungan regulasi yang sama. Infrastruktur hidrogen yang minim dan biaya produksi yang tinggi menjadi kendala utama.
Walau ada beberapa subsidi pemerintah untuk penelitian dan pengembangan teknologi hidrogen, dukungan fiskal dan non-fiskal untuk konsumen masih terbatas.
Misalnya, jarang ditemukan insentif pajak atau pengurangan bea masuk yang signifikan bagi mobil hidrogen, membuat harga di pasar lebih tinggi dibandingkan mobil listrik.
Faktor-faktor ini menimbulkan perbedaan besar dalam persepsi dan adopsi teknologi kendaraan. Dukungan pemerintah yang lebih kuat untuk mobil listrik telah membuat teknologi ini lebih dikenal dan diadopsi luas oleh konsumen.
Kebijakan dan regulasi yang berlaku memainkan peranan penting dalam membentuk pilihan konsumen, di mana insentif yang diberikan untuk mobil listrik jelas lebih menguntungkan dan menjadi faktor penentu dalam keputusan pembelian konsumen.
Dalam pembahasan ini, telah diuraikan beberapa alasan utama mengapa mobil listrik lebih diminati dibandingkan dengan mobil hidrogen.
Pertama, infrastruktur pengisian daya untuk mobil listrik sudah jauh lebih berkembang dan terus mengalami peningkatan.
Stasiun pengisian daya kini dapat ditemui di berbagai lokasi, sementara infrastruktur untuk mobil hidrogen masih sangat terbatas.
Kedua, mobil listrik diuntungkan dari segi efisiensi energi. Teknologi baterai telah mengalami berbagai terobosan, memungkinkan jarak tempuh yang lebih jauh dan waktu pengisian yang lebih singkat.
Di sisi lain, produksi hidrogen dan konversinya menjadi listrik dalam kendaraan hidrogen membutuhkan energi yang jauh lebih besar, yang menyebabkan rendahnya efisiensi total sistem.
Ketiga, perkembangan teknologi dan pasar untuk mobil listrik juga lebih pesat. Banyak produsen mobil terkemuka global yang telah berinvestasi besar-besaran dalam memproduksi berbagai model mobil listrik, menawarkan variasi pilihan kepada konsumen. Mobil listrik juga mendapat dukungan intensif dari kebijakan pemerintah di berbagai negara, mulai dari insentif fiskal hingga pengembangan infrastruktur pendukung.
Selain itu, kesadaran akan isu lingkungan turut mendorong preferensi terhadap mobil listrik. Emisi yang dihasilkan oleh mobil listrik secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan dengan mobil hidrogen, terutama jika listrik yang digunakan berasal dari sumber energi terbarukan.
Ini menyebabkan mobil listrik menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan.
Secara keseluruhan, berbagai faktor seperti infrastruktur pendukung yang lebih mapan, efisiensi energi yang lebih tinggi, laju perkembangan teknologi yang cepat, serta kepedulian terhadap lingkungan menjadi pendorong utama mengapa mobil listrik saat ini lebih diminati dibandingkan dengan mobil hidrogen.
Meskipun mobil hidrogen masih memiliki potensinya sendiri, tantangan yang ada membuatnya belum sekompetitif mobil listrik dalam pasar kendaraan ramah lingkungan saat ini.(*)