CokroNesia – Setiap tanggal 17 Agustus, Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan dengan semangat dan kebanggaan. Di tengah perayaan ini, ada satu hidangan yang tak pernah absen: nasi tumpeng. Nasi tumpeng bukan hanya sekadar makanan, melainkan juga simbol yang mengandung makna mendalam.
Sementara Nasi tumpeng adalah hidangan tradisional Indonesia yang biasanya disajikan dalam bentuk kerucut dan dihiasi dengan berbagai lauk-pauk.
Cara Membuat Nasi Tumpeng
Sebelum membahas makna dan rahasia filosofi nasi tumpeng, CokroNesia akan menguraikan resep dan cara membuat nasi tumpeng yang enak terlebih dahulu, yakni sebagai berikut:
1. Nasi Kuning:
- Bahan-bahan:
- 5 cm kunyit
- 2 cm lengkuas
- 5 cm jahe
- 1 buah kelapa tua
- 2 batang serai
- 5 siung bawang merah
- 4 lembar daun salam
- 1 kg beras
- Garam secukupnya
- 2 lembar daun pandan
- 900 ml santan
2. Cara membuat:
- Cuci beras hingga bersih, lalu rendam dalam air yang bersih.
- Haluskan lengkuas, bawang merah, kunyit, jahe, dan garam.
- Masukkan bumbu halus ke dalam santan, aduk hingga merata.
- Masak hingga mendidih, buang air rendaman beras.
- Tuang santan ke dalam beras dengan cara disaring.
- Masukkan daun salam dan serai, rebus beras dengan api kecil.
- Tambahkan daun salam dan serai, rebus kembali hingga air menyusut dan beras hampir matang.
- Setelah tingkat kematangannya sesuai, ambil daun salam dan serai dari dalam beras.
- Siapkan panci untuk mengukus, rebus airnya dahulu.
- Kemudian, masukanlah nasi ke panci pengukus, lalu tambahkan daun pandan. Lalu kukus hingga benar-benar matang atau tanak. Biarkan nasi dingin pada suhu ruangan sebelum membentuk kerucut.
3. Gunakan Rice Cooker(untuk memasak nasi kuning):
- Gunakan beras pulen.
- Cuci beras, lalu rendam agar lebih cepat matang.
- Perhatikan takaran beras dan jumlah air atau santan.
- Masukkan bumbu halus ke dalam rice cooker. Pastikan bumbu halus larut agar meresap dengan rata.
- Tambahkan daun pandan, daun salam, dan serai.
- Tekan tombol “cook” dan tunggu hingga matang. Aduk nasi setelah matang agar tidak menggumpal.
Sejarah dan Makna Nasi Tumpeng
1. Bentuk dan Filosofi
Nasi tumpeng memiliki bentuk kerucut yang mengingatkan kita pada Gunung Semeru. Dalam ajaran Buddha Varjrayana, bentuk ini melambangkan gunung emas yang menjadi pusat dunia.
Meski awalnya terkait dengan gunung berapi di Indonesia, nasi tumpeng tetap memperlihatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
2. Hubungan Manusia dengan Tuhan dan Sesamanya
Dr. Ari Prasetyo, dosen Sastra Jawa UI, menjelaskan bahwa nasi tumpeng tak hanya lezat, tetapi juga sarat makna filosofis. Ia melambangkan hubungan antara manusia dengan Tuhan serta sesama manusia.
Dalam bahasa Jawa, kata “tumpeng” berasal dari “yen metu kudu mempeng,” yang berarti “ketika keluar harus sungguh-sungguh semangat.” Artinya, kita harus menjalani hidup dengan semangat, yakin, dan fokus, serta percaya bahwa Tuhan selalu bersama kita.
3. Lauk-pauk dalam Tumpeng
Nasi tumpeng biasanya disajikan dengan tujuh macam lauk-pauk. Angka tujuh dalam bahasa Jawa berarti “pitulungan” atau pertolongan. Berikut adalah makna dari beberapa lauk-pauk tersebut:
- Nasi: Awalnya menggunakan nasi putih, tetapi kini variasinya meliputi nasi uduk, nasi kuning, dan nasi merah. Nasi menggambarkan bahwa makanan kita harus berasal dari sumber yang bersih dan halal.
- Ayam: Ayam jantan atau ayam jago melambangkan menghindari sifat-sifat buruk, seperti sombong dan congkak.
- Ikan: Ikan lele melambangkan rasa syukur dan permohonan kepada Tuhan.
Kesimpulan
Nasi tumpeng bukan sekadar sajian lezat, melainkan juga simbol rasa syukur dan kebersamaan. Di setiap butir nasi, terkandung cerita tentang bangsa yang bersatu dan bersemangat.
Mari kita terus merayakan kemerdekaan dengan nasi tumpeng, menghormati sejarah, dan memperkuat hubungan kita dengan Tuhan dan sesama manusia.(*)