Pelajaran apa yang Bisa Diambil dari Peringatan Hari Kesaktian Pancasila?

Moh. Imam Baidowi
By Moh. Imam Baidowi - Moh. Imam Baidowi
8 Min Read
8 Min Read
ai generated, indonesia, indonesian flag
Photo by Nyayur on Pixabay

CokroNesia – Hari Kesaktian Pancasila merupakan momen penting yang selalu diperingati setiap tanggal 1 Oktober di Indonesia. Pancasila, yang merupakan dasar negara, memberikan identitas dan landasan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Istilah “Kesaktian” di sini mencerminkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, serta kekuatan yang dimiliki oleh Pancasila untuk menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pancasila terdiri dari lima sila yang mengandung makna mendalam, yang berkaitan dengan ketuhanan, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Masing-masing sila memiliki peran signifikan dalam memperkuat integrasi sosial dan nasionalisme di Indonesia. Hal ini menjadikan Pancasila sebagai panduan moral dan etika bagi seluruh lapisan masyarakat.

Memperingati Hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober adalah sebagai pengingat akan peristiwa bersejarah di mana Pancasila kembali dijadikan sebagai landasan perjuangan melawan upaya yang ingin menggoyahkan kedaulatan negara.

Tanggal ini sendiri diambil dari refleksi sejarah pasca-peristiwa 30 September-1 Oktober 1965, di mana bangsa Indonesia bersama-sama bangkit dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila.

Selain itu, hari ini menjadi sarana untuk menguatkan komitmen atas semangat nasionalisme, toleransi, serta persatuan di tengah keragaman yang ada.

Melalui peringatan ini, masyarakat diingatkan akan pentingnya menjaga dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Kesaktian Pancasila terletak pada penerapan nilai-nilainya yang dapat membangun solidaritas dan persatuan di antara warga negara, serta menciptakan keadilan sosial yang berkelanjutan.

Dengan demikian, Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga refleksi atas perjalanan bangsa demi menjaga identitas dan persatuan Indonesia.

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Oktober sebagai pengingat akan pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila berakar dari peristiwa Gerakan Satu Oktober atau G30S/PKI yang terjadi pada tahun 1965.

Gerakan ini merupakan upaya kudeta oleh Partai Komunis Indonesia yang berujung pada pembunuhan enam jenderal Angkatan Darat, yang dikenal sebagai “februari pengkhianatan.”

Kejadian ini mengguncang tatanan sosial dan politik di Indonesia, sehingga menimbulkan reaksi kuat dari berbagai kalangan masyarakat.

Sebagai respons terhadap peristiwa tersebut, Soekarno, presiden Indonesia pada saat itu, berusaha mengedepankan Pancasila sebagai landasan ideologi yang kuat untuk melawan pengaruh komunis. Namun, situasi semakin memanas dan mulai mengarah kepada pergeseran kekuasaan yang signifikan.

Soeharto, yang pada waktu itu bertugas sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), memainkan peran strategis dalam menanggulangi kekacauan tersebut.

Akibat tindakan kekerasan yang meluas, Soeharto berhasil mengambil alih kekuasaan dan membentuk Orde Baru, dengan Pancasila sebagai ideologi utama yang harus dianut oleh setiap lapisan masyarakat.

Pada tahun 1966, melalui Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), Soeharto secara resmi mengumumkan kebijakan untuk menegakkan Pancasila dan memberikan penekanan pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Selanjutnya, pada tahun 1967, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Melalui penetapan ini, harapan untuk mempromosikan pemahaman dan penghormatan terhadap Pancasila sebagai landasan negara diharapkan dapat terwujud.

Perayaan tersebut kini mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila, serta mengingatkan akan sejarah kelam yang mengitarinya.

Share This Article