CokroNesia – Indonesia merupakan salah satu negara yang membutuhkan banyak energi. Baik energi fosil ataupun energi terbarukan. Tentu hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri dimasa depan.
Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia harus memiliki ketahanan energi yang cukup, berkelanjutan dan menjadi negara mandiri dalam sektor ketahanan energi.
Ketahanan energi adalah salah satu isu penting yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan energi di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi.
Namun, seberapa besar kebutuhan energi Indonesia saat krisis energi, dan apakah Indonesia siap menghadapinya?
Kebutuhan Energi di Indonesia
Indonesia adalah negara dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, yang berarti kebutuhan energinya sangat besar. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2023, total konsumsi energi primer Indonesia mencapai sekitar 1.600 juta ton setara minyak (MTOE) per tahun. Sektor transportasi dan industri adalah dua sektor yang paling banyak mengonsumsi energi.
Ketergantungan pada Energi Fosil
Sebagian besar kebutuhan energi di Indonesia masih dipenuhi oleh bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
Laporan dari International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa sekitar 87% energi Indonesia berasal dari bahan bakar fosil. Ketergantungan yang tinggi ini membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga dan pasokan bahan bakar fosil di pasar global.
Dampak Krisis Energi
Ketika terjadi krisis energi, seperti gangguan pasokan bahan bakar fosil atau lonjakan harga energi, dampaknya bisa sangat besar.
Berdasarkan studi dari World Bank, krisis energi dapat menyebabkan penurunan produktivitas industri, peningkatan biaya hidup, dan tekanan pada ekonomi nasional. Pada tahun 2022, Indonesia menghadapi lonjakan harga bahan bakar yang mengakibatkan inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.
Langkah Mitigasi dan Adaptasi
Untuk menghadapi krisis energi, Indonesia telah mengambil beberapa langkah mitigasi dan adaptasi. Program Diversifikasi Energi adalah salah satu upaya penting, di mana pemerintah mendorong penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biomassa.
Data dari Indonesian Renewable Energy Society (IRES) menunjukkan bahwa kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional meningkat menjadi 12% pada tahun 2023.
Pengembangan Infrastruktur Energi
Pengembangan infrastruktur energi juga menjadi fokus utama untuk meningkatkan ketahanan energi. Proyek 35.000 MW yang diluncurkan oleh pemerintah pada tahun 2015 bertujuan untuk menambah kapasitas pembangkit listrik di seluruh Indonesia.
Menurut data dari PLN, proyek ini telah mencapai 70% dari target pada tahun 2024, dengan sebagian besar kapasitas tambahan berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara dan gas.
Efisiensi Energi
Peningkatan efisiensi energi adalah strategi lain yang penting untuk menghadapi krisis energi. Program Hemat Energi yang dijalankan oleh pemerintah dan sektor swasta mendorong penggunaan teknologi efisien dan praktik hemat energi di berbagai sektor.
Berdasarkan laporan dari Energy Conservation Promotion Fund (ECPF), implementasi teknologi efisien energi mampu mengurangi konsumsi energi hingga 15% di sektor industri dan rumah tangga.
Tantangan dan Prospek
Meskipun telah banyak upaya dilakukan, Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan dalam memastikan ketahanan energi.
Menurut laporan dari Asian Development Bank (ADB), investasi di sektor energi terbarukan masih kurang memadai dan perlu ditingkatkan.
Selain itu, regulasi yang mendukung pengembangan energi terbarukan perlu diperkuat untuk menarik lebih banyak investasi swasta.
Kesimpulan
Kebutuhan energi di Indonesia sangat besar dan terus meningkat, terutama dalam menghadapi krisis energi. Meskipun Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, berbagai langkah mitigasi dan adaptasi telah diambil untuk meningkatkan ketahanan energi.
Pengembangan energi terbarukan, peningkatan infrastruktur energi, dan efisiensi energi adalah strategi-strategi kunci yang diperlukan.
Dengan komitmen dan upaya bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia diharapkan dapat menghadapi krisis energi dengan lebih baik di masa depan.!