Sedekah Bumi: Mengungkap Rasa Syukur dan Kepedulian

Fauzi
By Fauzi
3 Min Read
3 Min Read
silhouette photography of person
Photo by Greg Rakozy on Unsplash

CokroNesia – Dalam hening senja, ketika matahari merunduk di balik perbukitan, petani-petani di pelosok desa berkumpul. Mereka membawa hasil pertanian yang telah mereka rawat dengan penuh kasih sayang. Di tengah ladang yang subur, upacara dimulai. Ini adalah saat sedekah bumi, tradisi yang menghubungkan manusia dengan alam dan Tuhan.

Pengertian Sedekah Bumi

Sedekah bumi adalah praktik di mana manusia memberikan sebagian hasil pertanian atau kebun mereka sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan dan bentuk kepedulian terhadap sesama. Tradisi ini mengajarkan bahwa manusia bukanlah pemilik mutlak atas apa yang tumbuh dari bumi. Sebagai pengelola alam, kita berbagi dengan yang membutuhkan.

Ritual dan Makna

Pada saat panen atau akhir musim tanam, petani mengumpulkan hasil pertanian dengan hati-hati. Di atas alas dari daun pisang atau anyaman bambu, mereka meletakkan hasil tersebut.

Kemudian, dengan doa dan nyanyian, hasil pertanian diberikan kepada para tetua adat, pemuka agama, atau orang-orang yang membutuhkan. Sedekah bumi bukan hanya tentang memberi, tetapi juga menghormati tanah, air, dan semua makhluk hidup di dalamnya.

Tujuan Sosial dan Ekonomi

Sedekah bumi memiliki dua dimensi. Pertama, sebagai bentuk kepedulian sosial, hasil pertanian yang diberikan membantu meringankan beban hidup mereka yang membutuhkan. Kedua, dalam konteks ekonomi, sedekah bumi memperkuat ekonomi lokal. Siklus saling membantu tercipta, meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

jajanan Sedekah Bumi

Dalam tradisi sedekah bumi, terdapat berbagai jajanan yang disuguhkan sebagai bagian dari perayaan, yakni sebagai berikut:

  1. Dumbek: Dumbek adalah makanan yang terbuat dari tepung beras, santan, dan gula merah. Dibalut dengan daun lontar atau daun kelapa, Dumbek memiliki filosofi yang mengajarkan tentang perjalanan manusia menuju kesejahteraan dengan tekun, tawadu, kesabaran, ilmu, dan kebersihan lahir batin.
  2. Tape Ketan: Tape ketan adalah jajanan yang biasa disajikan saat upacara sedekah bumi. Teksturnya yang lengket mengandung makna bahwa saat berkumpul, kedekatan bisa semakin terjaga. Rasa manisnya mengandung arti bahwa setiap pertemuan bisa menghasilkan sesuatu yang indah.
  3. Bubur Sura: Bubur sura adalah sajian khas dalam sedekah bumi. Bubur ini terbuat dari biji-bijian dan dimasak dalam kendi kuali dari tanah. Selain bubur sura, juga terdapat berbagai jenis hasil bumi seperti umbi-umbian, buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian yang dikeluarkan dan dimakan bersama-sama sebagai tanda syukur kepada Tuhan.
  4. Jajanan Tradisional Lainnya: Di berbagai daerah, tradisi sedekah bumi juga diramaikan oleh jajanan-jajanan tradisional seperti jagung bakar, gablek, kacang godog, gele godog, mlinjo godog, dan telur asin.

Kesimpulan

Sedekah bumi adalah cermin rasa syukur dan kepedulian kita terhadap alam dan sesama. Dalam setiap butir padi yang diberikan, terukir harapan untuk keseimbangan dan keberlanjutan. Mari kita terus menjaga tradisi ini, menghormati bumi yang memberi kita rezeki, dan berbagi dengan hati yang tulus.(*)

Share This Article