CokroNesia – Madura, pulau yang memancarkan kekayaan budaya dan tradisi yang khas. Di tengah lautan biru, orang Madura menjaga nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan oleh leluhur mereka. Salah satu aspek yang mencolok adalah takzim mereka kepada guru.
Nyabis: Lebih dari Silaturrahmi
Nyabis, atau yang sering disebut silaturrahmi, memiliki makna yang lebih dalam bagi orang Madura. Ini bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan bentuk penghormatan dan ketaatan kepada guru, kiai, dan ulama.
Istilah “Bappa’, Bapphu’, Guru, Ratoh” (Bapak, Ibu, Guru, Pemimpin) bukan hanya kata-kata, tetapi prinsip yang diterapkan dengan tulus.
Laboratorium Ilmu dan Pengetahuan
Bagi orang Madura, seorang ulama atau kiai adalah pusat ilmu dan pengetahuan. Mereka dihormati sebagai laboratorium yang mengandung kebijaksanaan dan petunjuk hidup.
Jadi tak heran jika orang Madura selalu mendatangi mereka untuk mencari barokah melalui petunjuk atau doa. Seorang ulama atau kiai memiliki ibadah yang rajin, dan doanya lebih mudah dikabulkan karena kedekatannya dengan Sang Pencipta.
Sami’na Wa Atho’na: Keyakinan yang Tak Tergoyahkan
Nyabis bukan hanya tradisi turun-temurun, tetapi juga keyakinan. Orang Madura mempercayai bahwa apa pun yang dikatakan oleh kiai atau ulama adalah solusi terbaik. Sami’na Wa Atho’na—kami mendengar dan kami taat—merupakan penanda budaya yang tak perlu diragukan lagi.
Kehilangan Nilai Takzim?
Namun, kita juga harus mengakui bahwa budaya takzim terhadap guru menghadapi tantangan. Kasus-kasus kekerasan terhadap guru menunjukkan bahwa nilai-nilai ini perlu terus diperkuat. Semoga kita tetap menghormati guru sebagai penerang jalan dan penjaga tradisi.
Peran Guru, Ini Masyarakat Madura
Peran guru dalam masyarakat Madura sangatlah penting dan dihormati. Berikut beberapa aspek peran mereka:
1. Pengajar dan Penerang Ilmu
Guru adalah pembawa cahaya ilmu. Mereka mengajarkan pengetahuan, etika, dan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Di Madura, guru dianggap sebagai pemimpin yang membimbing anak-anak menuju kebijaksanaan.
2. Pengawal Tradisi
Guru memainkan peran kunci dalam melestarikan tradisi dan adat istiadat Madura. Mereka mengajarkan nilai-nilai lokal, bahasa, dan kearifan lokal kepada siswa.
Penghubung dengan Ulama dan Kiai
Guru sering berinteraksi dengan ulama dan kiai (pemimpin agama). Mereka membantu menyebarkan ajaran agama dan memperkuat hubungan antara masyarakat dan pemimpin spiritual.
4. Penggerak Perubahan Sosial
Guru memiliki kesempatan untuk membentuk pemikiran dan perilaku siswa. Mereka dapat memperkenalkan konsep-konsep seperti kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup.
5. Pengasuh dan Penyemangat
Guru juga berperan sebagai pengasuh. Mereka memberikan dukungan emosional dan motivasi kepada siswa agar berhasil dalam pendidikan dan kehidupan.
Dalam budaya Madura, takzim kepada guru adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Bahkan budaya ini telah menjadi nafas bagi akhlak masyarakat Madura.(*)